Pamela Halomoan Membuktikan Jika Karakter
Animasi Indonesia Bisa Mendunia
Naskah 'Rumah' karya sutradara asal Yogyakarta Yosep Anggi Noen terpilih menjadi satu-satunya film internasional yang berhasil diputar dalam 'The Local Origination Project'. Film pendek tersebut terpilih bersanding dengan film pendek buatan sutradara Jepang lainnya.
Pemilihan naskah Anggi ini awalnya hasil undangan dari penyedia hiburan terbesar di Jepang, Yoshimoto Kogyo tahun lalu. Sebanyak 10 sutradara asal Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), diundang ke kantor Yoshimoto dan Okinawa Jepang.
"Sepuluh sutradara ASEAN diundang tur. Tapi yang terpilih naskah 'Rumah' saya yang berbasis tempat ini," kata Anggi usai pemutaran 'Rumah' di Sakurazaka Theater, Naha, Okinawa Jumat (27/3/2015).
Ia mengakui pulau yang berada di bagian selatan Jepang itu 60 persen pendapatannya diraih dari pariwisata. "Film jadi salah satu cara untuk memperkenalkan pariwisata dan apa itu Okinawa. Mungkin harapannya akan mendapatkan impresi dari film asing," ucapnya.
'Rumah' yang dibintangi oleh Erika, Masahiro Arakaki, Tamotsi Oshiro, Yuka Nakazato, dan Tsubumustard Ashimine ini diakui Anggi memang lebih banyak diam dan tak banyak ngomong. Banyak adegan yang biasa dan menjadi luar biasa di film ini.
"Contohnya adegan ketika Ayumi mainan pintu. Di film mana pun nggak ada orang iseng mainan pintu trus dijadikan adegan. Ini sengaja aku masukin," katanya.
Sutradara 'A Lady Caddy Who Never Saw a Hole in One' ini juga mendapatkan tantangan tersendiri dalam menggarapnya. Yang tersulit adalah menerjemahkan kesepian.
"Kesepian versi saya pastinya berbeda dengan kesepian versi Jepang. Sedangkan kami berkomunikasi dengan kru dan pemain dalam dua bahasa juga. Tapi ini yang justru menarik digarap," ucapnya.
Pemutaran 'Rumah' karya Yosep Anggi Noen tidak hanya diputar saat Okinawa Internasional Film Festival 2015 saja. Tapi bulan lalu di gedung pemerintahan kota Nanjo, film ini juga diputar dan dipadati oleh warga setempat.
Pemilihan naskah Anggi ini awalnya hasil undangan dari penyedia hiburan terbesar di Jepang, Yoshimoto Kogyo tahun lalu. Sebanyak 10 sutradara asal Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), diundang ke kantor Yoshimoto dan Okinawa Jepang.
"Sepuluh sutradara ASEAN diundang tur. Tapi yang terpilih naskah 'Rumah' saya yang berbasis tempat ini," kata Anggi usai pemutaran 'Rumah' di Sakurazaka Theater, Naha, Okinawa Jumat (27/3/2015).
Ia mengakui pulau yang berada di bagian selatan Jepang itu 60 persen pendapatannya diraih dari pariwisata. "Film jadi salah satu cara untuk memperkenalkan pariwisata dan apa itu Okinawa. Mungkin harapannya akan mendapatkan impresi dari film asing," ucapnya.
'Rumah' yang dibintangi oleh Erika, Masahiro Arakaki, Tamotsi Oshiro, Yuka Nakazato, dan Tsubumustard Ashimine ini diakui Anggi memang lebih banyak diam dan tak banyak ngomong. Banyak adegan yang biasa dan menjadi luar biasa di film ini.
"Contohnya adegan ketika Ayumi mainan pintu. Di film mana pun nggak ada orang iseng mainan pintu trus dijadikan adegan. Ini sengaja aku masukin," katanya.
Sutradara 'A Lady Caddy Who Never Saw a Hole in One' ini juga mendapatkan tantangan tersendiri dalam menggarapnya. Yang tersulit adalah menerjemahkan kesepian.
"Kesepian versi saya pastinya berbeda dengan kesepian versi Jepang. Sedangkan kami berkomunikasi dengan kru dan pemain dalam dua bahasa juga. Tapi ini yang justru menarik digarap," ucapnya.
Pemutaran 'Rumah' karya Yosep Anggi Noen tidak hanya diputar saat Okinawa Internasional Film Festival 2015 saja. Tapi bulan lalu di gedung pemerintahan kota Nanjo, film ini juga diputar dan dipadati oleh warga setempat.
0 Responses to Pamela Halomoan Membuktikan Bahwa Karakter Animasi Asal Indonesia Juga Bisa Mendunia