Kisah Anak Tukang Tambal Ban yang Jadi Polwan Salatiga

Diposting oleh Unknown Jumat, 05 Juni 2015

Bripda Eka Anak Tukang Tambal Ban Jadi Polwan Salatiga


Menjadi polisi bukanlah impian Bripda Eka Yuli Andini (19), anggota Sabhara Polresta Salatiga. Dengan ayah yang hanya seorang tukang tambal ban dan ibunya seorang ibu rumah tangga biasa, rasanya sulit bagi sulung dua bersaudara dari pasangan Sabirin (49) dan Darwanti (40) ini untuk menjadi polisi.

Dengan pendapatan ayah yang pas-pasan, bisa mengenyam pendidikan SMK saja sudah merupakan anugerah buat Eka. Terlebih lagi, sudah menjadi anggapan masyarakat, menjadi polisi membutuhkan uang yang banyak.

"Awalnya, bapak ibu sempat mikir-mikir, takut kalau dikenai biaya. Kalau orang umum mandangnya kan harus bayar berapa ratus juta gitu kan?" kata Bripda Eka, saat ditemui Kompas.com, Rabu (25/2/2015) sore, di bengkel milik ayahnya, di Jalan Veteran, simpang empat Pasar Sapi, Kota Salatiga, Jawa Tengah.

Ketertarikan Eka menjadi polisi berawal dari sosialisasi penerimaan polwan yang dilakukan oleh Polresta Salatiga di SMKN 2 Salatiga, tempatnya sekolah. Saat itu, disampaikan bahwa menjadi polisi tidak dipungut biaya. Ada perasaan bimbang antara mendaftar sebagai polwan atau mewujudkan cita-citanya bekerja di dunia broadcasting sesuai jurusan yang diambilnya di SMK, yakni Teknik Komputer dan Jaringan.

"Saya kepenginnya kerja di broadcasting di televisi nasional karena saya suka animasi dan editing. Tapi, saat ada sosialisasi penerimaan polwan dikatakan gratis, dalam hati, saya pengen juga jadi polisi," kata dia.

Awalnya, Eka mengaku tidak percaya diri karena hanya memiliki tinggi badan 156 sentimeter. Namun, karena dorongan kuat dari teman-teman satu sekolah dan guru-gurunya, akhirnya Eka memberanikan diri mengikuti proses seleksi Secaba Polri di Semarang.

"Akhirnya daftar juga meskipun sempat minder karena tinggi badan saya ngepres. Saat itu, saya daftar bareng satu sekolah ada 20 orang. Alhamdulillah, ada dua yang diterima, salah satunya saya," ujar Eka.

Tidak hanya lolos sebagai calon anggota polwan saat itu, Bripda Eka juga termasuk siswa yang berprestasi selama menjalani pendidikan Sekolah Calon Bintara (Secaba) di Pusdik Binmas Lemdikpol, Banyubiru, Ambarawa. Dia meraih prestasi peringkat ketujuh dari 7.000 peserta saat pendidikan kepolisian se-Indonesia tersebut.

"Motivasi saya hanya satu, ingin membantu ekonomi keluarga dan mengangkat derajat orangtua," kata dia.

Saat ini, di sela kesibukannya berdinas di Kesatuan Sabhara Polresta Salatiga, Bripda Eka tetap tidak melupakan tugasnya membantu pekerjaan orangtua sebagai penambal ban. Terlebih lagi, ayahnya saat ini baru dirawat di RSUD Salatiga karena menderita kanker paru-paru.

"Saya bergantian dengan adik dan ibu saya menjaga ayah di rumah sakit. Kalau ada yang nambal ban atau isi angin, tetap saya layani," ujar Eka
Bengkel tambal ban sekaligus rumah yang ditinggali Bripda Eka Yuli Andini (19) bersama keluarganya terbilang kurang layak. Rumah yang terletak di Jalan Veteran, Pasar Sapi, Salatiga, ini hanya berukuran 6 x 6 meter. Dindingnya dari papan dan lantai plesteran menghitam akibat ceceran oli. 

Sumber : http://regional.kompas.com/

0 Responses to Kisah Anak Tukang Tambal Ban yang Jadi Polwan Salatiga

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

About Us

Arsip Blog